Sumbawa Besar, RumahInformasiSamawa.com – Sungguh benar makna kata penyemangat dalam kehidupan “ selama ada usaha disitu pasti ada jalan “ ya itulah sebuah kalimat penyemangat hidup yang dipegang oleh seorang Pen Murni berumur 64 tahun bekerja sebagai petani sayur, bertempat tinggal di Karang Padak Desa Labuhan Sumbawa, sudah 23 tahun suaminya meninggal dunia, dengan meninggalkan sawah 20 Are yang terletak di Orong Labu dan sampai sekarang digarapnya sebagai sumber pencaharian untuk membesarkan anak-anaknya sebanyak 3 orang, 2 putra dan 1 Putri dan tanpa putusnya bersyukur alhamdulillah anaknya semua sudah berkeluarga.
Menurutnya, semenjak suami saya meninggal, saya hanya bisa bersabar, dan tak lupa bersyukur karena dalam keseharian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya masih ada sepetak sawah warisan suaminya, dan sebagai satu-satunya tumpuan untuk menyambung hidup bersama anak-anaknya.sawah itulah yang terus saya tanami padi dimusim hujan dan palawija pada musim kemarau, sebelumnya jika masuk musim kemarau saya merasakan kesulitan air untuk menyiram tanaman, namun dengan bekal dan kemauan, saya tak putus asa, sehingga pada suatu hari saya menyampaikan ide kepada anak-anak, yang kebetulan mereka sudah besar dan berkeluarga, yaitu agar dibuatkan sumur bor manual dengan kedalaman 8 Meter, dan dari usahanya itu lahan sawah yang tadi kering di musim kemarau namun setelah ada sumur bor, bisa ditanami jagung dan sayur-sayuran.
Dari hasil itulah saya, bisa menjual ke pasar, dan uangnya bisa untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari, untuk sayur seperti bayam, kacang panjang, cipir, karawila, terong dan kangkung biasanya yang laris dibeli oleh ibu-ibu di pasar mereka sangat menyenangi sayur yang masih segar, jadi saya bangun sebelum subuh, selesai sholat langsung berangkat ke sawah memetik sayuran dengan jumlah yang cukup, dan saya ikat sebentar, kemudian membawanya ke pasar Labuhan Sumbawa, dan tak lama berselang kemudian sayur dagangan saya habis diserbu pembeli, terutama mereka yang berjualan keliling dengan roda dua, ramai mas, parkir membeli dan mengisi keranjang yang nempel berimpitan belakang sepeda motornya, ujar pin murni sambil senyum penuh semangat. tidak ada rona kelelahan yang terlintas tersapu hangatnya senyum pin Murni yang mereka.
Keberadaan sumur bor yang kami buat, sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup tanaman yang saya tanam di lahan sawah yang saya miliki, ungkapnya. saya ceritakan sedikit lanjutnya, berangkat dari pengalaman saya dan anak-anak, awalnya saya buat sumur bor manual ini pernah mengalami kegagalan saat memanfaatkan airnya, karena waktu di lakukan penggalian sampai dengan kedalaman 20 Meter lebih airnya semakin banyak namun itu justru terbalik, bukan kami dapatkan air tawar namun airnya terasa asin dan airnya tidak dapat dipakai untuk penyiraman tanaman karena akan mati, dan terpaksa mengulangi menggali kembali sumur bor yang baru, dan itulah yang berhasil, sehingga airnya bisa dimanfaatkan sampai saat ini, sambil mengakhiri kata-katanya, Pen Murni mohon ijin melanjutkan pekerjaannya.(manaja)