Sumbawa, RumahInformasiSamawa.com – Pagi itu udara masi dingin dan matahari masih belum keluar dari ufuk timur, seorang bernama Jana berusia 68 tahun yang bertugas sebagai malar Orong Bangkong terdengar ocehan yang memperlihatkan kekesalannya, gara-gara air sawah yang dialirkannya semalam diambil orang lain tanpa seijinnya, sehingga sawah yang semula diberikan jadwal dimasukan air, belum juga selesai, padahal masih banyak yang menunggu giliran untuk mendapatkan jadwal dimasukan air penyiraman bagi tanaman yang kebetulan kelihatan layu dan tanahnya mulai mengering.
Menurutnya, sehari sebelumnya sudah saya atur jadwal bergiliran saya masukan air, tetapi ternyata masih ada juga yang tak sabar menunggu sehingga ada yang berani mengambil air tanpa ijin saya, padahal kondisi tanaman kelihatan sangat memerlukan penyiraman, terutama tanaman padi dengan jadwal dua kali seminggu dan jagung satu kali seminggu, apapun alasannya mereka tidak boleh sembarangan mengalihkan air ke tempat lain, ini tindakan yang sangat menjengkelkan bagi saya dan setiap ada kesempatan dengan para petani disini tetap saya beritahukan agar tetap taat dan sabar menunggu giliran dimasukan air ke sawah miliknya masing-masing.
Masih kata Malar Jana, memang dari sekian petani yang ada disini, tanaman yang ditanam dilahannya bermacam-macam, namun yang paling dominan adalah padi dan jagung, dan manakala tanaman memerlukan air beberapa diantaranya kadang-kala tidak mengindahkan jadwal yang telah disepakati sehingga sawah yang seharusnya selesai tiga jam justru waktunya menjadi molor karena terganggu oleh ulah seseorang yang telah mengalihkan air ke sawah miliknya tanpa seijinnya, kejadian ini sering terjadi di malam hari, dan kondisi saya saat ini, terkendala dengan penglihatan sehingga tidak dapat maksimal turun mengawasi jadwal yang ada khususnya di malam hari.
Namun saya menyadari bahwa dari tahun ke tahun volume air yang mengalir ke irigasi sawah bangkong mengalami penurunan, hal ini terjadi karena faktor alam dan adanya penebangan pohon kayu oleh tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab di bagian hulu sehingga mata air semakin berkurang dan airpun mengalir ke sawah bangkong semakin berkurang, kata pak jana, sambil akhiri perbincangannya, beliau pamitan sambil melangkah pergi untuk melanjutkan aktifitasnya. (manaja)