Sumbawa Besar – Masih rendahnya konsumsi kopi masyarakat Indonesia dibandingkan negara-negara lainnya mendorong pemerintah untuk terus berusaha meningkatkan inovasi pengolahan kopi sehingga menjadi lebih menarik bagi konsumen. Saat ini Indonesia baru mampu mengolah kopi dalam bentuk ekstrak, instan, esensi dan konsentrat sebesar 30{908cde84cbb63d5fdddff0eae5fec4fd15ced24c30b2596d38ae90e15c684b75} dari hasil kopi untuk di ekspor sedangkan sisanya sebesar 65{908cde84cbb63d5fdddff0eae5fec4fd15ced24c30b2596d38ae90e15c684b75} masih diekspor dalam bentuk biji.
Guna mendorong produksi kopi nasional dan mengatasi tantangan pengembangan industry kopi ke depannya sehingga dapat bersaing dengan negara-negara lainnya, utamanya industri kopi lokal, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah mengadakan Bimbingan Teknis untuk IKM Kopi di Kabupaten Sumbawa yang dilaksanakan di aula hotel Tambora Sumbawa, Selasa (18/7/2017).
Dwiyogo Pamuji selaku panitia penyelenggara dalam laporannya menyampaikan, bimbingan teknis fasilitasi sarana produksi industri kecil kopi di Sumbawa merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian dalam rangka membangun WUB industri kecil minuman dan bahan penyegar. Tujuannya untuk mengembangkan keahlian dan kemampuan SDM industri kopi skala kecil dan menengah.
Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa, Drs. H. Rasyidi dalam sambutannya ketika membuka kegiatan pelatihan dimaksud mengatakan, bahwa Kabupaten Sumbawa memiliki luas sekitar kurang lebih 40{908cde84cbb63d5fdddff0eae5fec4fd15ced24c30b2596d38ae90e15c684b75} dari wilayah propinsi NTB dan Kabupaten Sumbawa adalah pusat perkebunan atau kabupaten penghasil kopi tersbesar di NTB. “Adalah Kecamatan Batulanteh yang merupakan lumbung kopi yang didukung oleh iklim dan cuaca yang sangat cocok untuk tanaman kopi” pungkasnya.
Pengembangan industry kopi diwilayah Kabupaten Sumbawa sudah selayaknya menjadi perhatian pemerintah, hal disebabkan karena Kabupaten Sumbawa didorong oleh iklim yang cocok telah menjadi penghasil kopi terbesar di provinsi NTB.
Drs. H. Rasyidi sangat mengapresiasi kegiatan dimaksud sebagai langkah awal peningkatan industri kecil khusus kopi sehingga pada akhirnya nanti Kabupaten Sumbawa bukan lagi sebagai pengirim bahan baku mentah, mengingat sejak tahun 2016 kita telah memasuki era masyarakat ekonomi Asean, tantangan-tantangan yang di hadapi saat ini semakin berat dan kompetitif. Disamping itu peluang pasar juga semakin besar bagi produk usaha yang memiliki daya saing baik dalam hal kualitas maupun harga. Sehingga diperlukan langkah-langkah antisipatif dan strategis dalam rangka menghadapi persaingan regional Asean tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kompetensi SDM para wirausaha di daerah melalui pemberian pelatihan atau bimbingan teknis yang memadai.
Sesuai visi pemerintahan daerah yang tertuang dalam RPJM Kabupaten Sumbawa tahun 2016-2021 yaitu “terwujudnya masyarakat Sumbawa yang berdaya saing, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan semangat gotong royong” dengan salah satu misinya “mengembangkan potensi unggulan daerah dan meningkatkan produktivitas usaha masyarakat demi terwujudnya kesejahtaraan masyarakat, penurunan angka kemiskinan dan perluasan lapangan kerja”, secara spesifik pembangunan industri di Kabupaten Sumbawa diarahkan pada industri-industri yang berbasis pada skala kecil menengah, yang mampu memberikan nilai tambah tinggi dan mampu bersaing dalam pasar lokal, regional, nasional atau bahkan global. Selain itu juga, pengembangan pada ikm dan industri mikro (industri rumah tangga) diarahkan agar menjadi usaha yang mampu mandiri dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, dan meningkatkan pertumbuhan usaha kecil informal menjadi pengusaha kecil formal yang tangguh dan mandiri melalui bantuan pembangunan infrastruktur, perijinan dan bantuan teknis lainnya.
Pelatihan ini sendiri dilaksanakan selama 5 (lima) hari mulai tanggal 18 hingga 22 Juli 2017 dengan jumlah peserta 25 orang yang seluruhnya berasal dari Kabupaten Sumbawa. Sedangkan instruktur dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dan Asosiasi Kopi Sepecialty Indonesia. (KH74)
Sumber : Humaskabsbw