Oleh : Rachman Ansori, MSE. (Sekdis Kominfotik Kab. Sumbawa)
Sumbawa, RumahInformasiSamawa.com – Smart City, terasa agak asing dan cukup membingungkan jika mendengar istilah tersebut. Menterjemahkan smart city sebagai sebuah konsep pelayanan public secara utuh mungkin akan sangat membutuhkan ruang diskusi yang cukup panjang. Apalagi tatkala Kabupaten Sumbawa mencoba menjadi bagian dari Gerakan Menuju 100 Smart City Indonesia, ada rasa bahwa ini sebuah kemustahilan dicapai jika dibandingkan dengan Kota Bandung, Makassar, Surabaya, Tangerang atau paling dekatnya adalah Kota Mataram yang memiliki sumber daya yang pantas sebagai Smart City.
Namun demikian ketika pada akhir 2018, Kabupaten Sumbawa terpilih dan diapresiasi menjadi daerah yang berhasil ditunjuk menjadi bagian Gerakan Menuju 100 Smart City Indonesia, maka sedikit demi sedikit pemahaman tentang smart city semakin terpolarisasi.
Untuk sementara seperti diceritakan diatas, Smart City senyatanya sudah sejak lama diaplikasikan oleh Pemerintah maupun Pemerintah Daerah. Karena hakekatnya smart city merupakan sebuah transformasi system pelayanan public di era teknologi informasi yang semakin pesat.
Kota Pintar dalam pemahaman pemaknaan secara sederhana, adalah konsep agar pemerintahan mampu memberikan system layanan public yang mencerdaskan warganya. Warga Kota atau warga sebuah Kabupaten/Kota menjadi Cerdas dalam mengelola, memperoleh dan memanfaatkan informasi layanan public yang disediakan oleh pemerintah yang terhubung dengan berbagai sektor kehidupan secara tepat dan cepat.
Inilah yang kemudian melahirkan pemikiran penulis bahwa Smart City merupakan salah satu model gotong royong di era milenial yang sangat tergantung pada teknologi informasi. Peran 3 unsur utama yang menjadi keberlangsungan Smart City yaitu Pemerintah, Masyarakat dan Dunia Usaha untuk berelaburasi sangat dibutuhkan bagi Smart City.
KBBI telah menuntun pada pengertian gotong royong adalah bekerja sama atau bersinergi. Inilah kunci sebuah daerah atau sebuah kota menjadi pintar apabila pemerintah mampu menampilkan karakter pelayanan public yang dipahami secara cepat dan tepat oleh masyarakat dan dunia usaha sehingga mampu meningkatkan perekonomian daerah secara menyeluruh dan simultan.
Untuk itu Masterplan Smart City Kabupaten Sumbawa 2018-2023 telah menuntun kepada sasaran yang terukur guna mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Sumbawa melalui pengimplementasian teknologi informasi dan komunikasi.
Maka sasaran Smart City Kabupaten Sumbawa yang bernafaskan “SUMBAWA BERSAHABAT” berdasarkan pilar smart city yaitu Pertama, adalah Smart Governance memiliki sasaaran untuk mewujudkan birokrasi yang bersih, handal dan profesional sehingga mampu menjalankan pemerintahan sesuai dengan prinsip tata kepemerintahan yang baik (good governance).
Kemudian yang Kedua, adalah Smart Branding memiliki sasaran untuk peningkatan daya saing daerah dengan penataan wajah Kabupaten Sumbawa dan pemasaran potensi daerah baik dalam lingkup lokal, nasional maupun internasional.
Ketiga, adalah Smart Economy memiliki sasaran untuk mewujudkan ekosistem yang mendukung aktifitas ekonomi masyarakat yang selaras dengan sektor ekonomi unggulan daerah yang adaptif terhadap perubahandi era informasi saat ini, serta meningkatkan financial literacy masyarakat melalui berbagai program diantaranya mewujudkan less-cash society.
Sedangkan yang Keempat, adalah Smart Living dengan sasaran untuk mewujudkan lingkungan tempat tinggal yang layak tinggal, nyaman, dan efisien. Kelima, adalah Smart Society yangmemiliki sasaran untuk mewujudkan ekosistem sosio-teknis masyarakat yang humanis dan dinamis, baik fisik maupun virtual untuk terciptanya masyarakat yang produktif, komunikatif, dan interaktif dengan literasi digital yang tinggi. Dan Keenam, adalah Smart Environment memiliki sasaran untuk mewujudkan Kabupaten Sumbawa yang Bersih, Elok, Aman dan Rapi.
Untuk itulah, smart city nantinya akan mendrive smart people, smart government, smart village, smart education, dan lainnya. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa membangun cita-cita haruslah memulai dari sebuah keyakinan. Gotong royong akan lebih memberi makna bagi Smart City untuk lebih dipahami dan dijalankan dengan tepat oleh para pelakunya. Kerjasama, sinergi antar penyelenggara pemerintahan, perguruan tinggi, dunia usaha akan mampu memberikan kepuasan tersendiri bagi masyarakat.
Aplikasi, teknologi informasi hanyalah sebuah alat agar pelayanan public berlangsung cepat dan mudah bagi masyarakat. Aplikasi bukan segala-galanya bagi Smart City, namun membangun brain pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan aparatur dan pemberdayaan dunia usaha adalah lebih utama dilakukan sambil terus melakukan penyesuaian dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Launching Smart City Kabupaten Sumbawa oleh Kementerian Dalam Negeri selaku Pembina Gerakan Menuju 100 Smart City Indonesia hanyalah sebuah proses penasbihan Kabupaten Sumbawa untuk lebih akseleratif dan aplikatif menghadirkan pemerintahan yang berada ditengah-tengah masyarakatnya, melayani raknyatnya dengan cepat, mudah dan spenuh hati disamping masih adanya seabrek hambatan maupun tantangan untuk mentrasformasi smart city yang dilaksanakan dimasa lalu dengan pola manual kearah digital.
Akhirnya, Smart City dipersembahkan sebagai kado kecil pada hari jadi ke-60 Kabupaten Sumbawa tanggal 22 Januari 2019 sebagai model gotong royong di era milenial guna mewujudkan Sumbawa Hebat dan Bermartabat. (RA)