Sumbawa, RumahInformasiSamawa.com – Masih tingginya angka stunting di beberapa Kecamatan di Kabupaten Sumbawa, mendorong Pemerintah Daerah memasifkan gerakan cegah stunting, termasuk melalui kegiatan sosialisasi di berbagai media massa. Difasilitasi oleh Sub Bagian Peliputan dan Dokumentasi Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sumbawa, Pemerintah Kabupaten Sumbawa diwakili Dinas Kesehatan dan Bappeda Kabupaten Sumbawa menggelar talkshow interaktif bertajuk “Kolaborasi Bersama Turunkan Stunting” di Radio Rasesa FM Sumbawa Besar, Kamis (1/8).

Kegiatan yang menghadirkan narasumber, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya Bappeda, dan Kepala Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa berlangsung interaktif dan mendapat sambutan yang cukup baik oleh pemirsa.
Data stunting tahun 2017 hasil pemantauan status gizi Bappenas dan Kemenkes RI, Kabupaten Sumbawa menempati urutan tertinggi dari 10 Kab/Kota di NTB yakni mencapai 41,92%, demikian disampaikan oleh
Sri Haryati, S.SIT, MPH, Kepala Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa. Namun demikian tambahnya, pada tahun 2018, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar, angka tersebut menurun menjadi 31,53%. Penurunan ini menurutnya tidak terlepas dari upaya-upaya yang telah dilakukan baik oleh Dinas Kesehatan maupun OPD terkait.
Stunting sendiri adalah merupakan kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya tumbuh tidak optimal dibanding teman-teman seusianya yang tumbuh normal. Disebutkan bahwa masalah stunting adalah akumulasi dari permasalahan gizi. Salah satu tanda stunting adalah panjang badan saat lahir kurang dari 48 cm. Anak-anak yang sudah terlanjur tumbuh stunting akan sulit diperbaiki, terlebih jika sudah berumur 2 tahun, sehingga ketika dewasa akan menimbulkan banyak problem jika tidak diantisipasi sejak dini.

Stunting adalah problem yang kompleks. ujar Kadis Kesehatan, “Terdapat dua penyebab stunting, yaitu penyebab langsung berkaitan dengan intervensi spesifik Dinas Kesehatan seperti kunjungan ibu hamil, pemberian vitamin FE dan lain sebagainya yang mana hal tersebut sudah dilakukan secara intensif oleh teman-teman di Dinas Kesehatan” ujarnya.
“Faktor lain yang lebih besar pengaruhnya adalah faktor perilaku dan faktor lingkungan masyarakat seperti kondisi keluarga yang kurang mampu, keluarga dengan pendidikan rendah, keluarga yang sanitasi airnya buruk, keluarga dengan kelahiran anak terlalu rapat, pernikahan dini, dll, karena berdasarkan riset, 70% penyebab stunting adalah faktor di luar kesehatan” imbuhnya.

untuk menurunkan kasus stunting yang cukup besar tersebut Pemerintah kabupaten Sumbawa telah membentuk Tim Percepatan Penanganan Stunting Kabupaten Sumbawa yang diketuai Sekretaris Daerah dan beranggotakan seluruh perangkat daerah terkait. upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah diantaranya adalah intervensi sensitif yang langsung dilakukan oleh Dinas Kesehatan, dan intervensi spesifik oleh OPD lain yang terkait serta melibatkan pula peran serta masyarakat, tutup Kadikes Kab. Sumbawa.
Sebagai pembanding D dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa juga mengumpulkan data internal yang diperoleh dari kegiatan pekan penimbangan, dimana semua balita di Kabupaten Sumbawa diukur, dan hasil pada bulan November 2018, stunting di Kabupaten Sumbawa berada pada angka 11,87%. (KH74)