Home Ide Kreatif Meningkatkan kemampuan literasi di Pulau Moyo

Meningkatkan kemampuan literasi di Pulau Moyo

77
0
SHARE

Sumbawa, RumahInformasiSamawa.com – Pulau Moyo memang terkenal dengan keindahan alamnya, tetapi kondisi pendidikan di wilayah ini masih memerlukan perhatian dari berbagai pihak. Listrik hanya tersedia di malam hari, sehingga pembelajaran dengan media elektronik sulit dilakukan. Dengan demikian, pemanfaatan media yang disesuaikan dengan kondisi setempat akan dapat membantu kelancaran proses pembelajaran. Meskipun dengan kondisi pembelajaran yang minim, anak-anak di Pulau Moyo tetap semangat belajar.

Namun, semangat ini tidak berjalan paralel dengan metode pengajaran para guru dalam menerapkan pembelajaran literasi yang masih konvensional. Masalah lain yang sering ditemui adalah para guru memiliki keterbatasan dalam mengakses buku pengajaran dan media pembelajaran yang lebih variatif.

Untuk mengatasi masalah tersebut, program rintisan Gema Literasi hadir untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa-siswi sekolah dasar di kelas awal di Pulau Moyo dan daerah lain di Sumbawa dan Lombok Utara. Program rintisan Gema Literasi didukung oleh INOVASI dan diimplementasikan oleh Save the Children Indonesia pada tingkat daerah. Implementasi dimulai pada akhir 2017 dan akan berakhir pada Augustus 2018.

Pelatihan tahap awal telah dilaksanakan pada tanggal 15-17 Maret 2018 sebagai upaya replikasi Program Literasi di Kepulauan yang diberikan kepada guru-guru dari sepuluh SD dari Pulau Moyo dan Pulau Medang. Pelatihan ini merupakan inisiasi dari Dinas Dikbud Sumbawa.

Rohani adalah salah seorang guru yang mengikuti program pelatihan tersebut. Dia lahir di Pulau Moyo dan bersekolah di pulau ini. Rohani terkesan dengan pelatihan Gema Literasi Maret 2018 lalu. Sebelumnya, dia tidak mengerti arti literasi dan pembelajaran literasi. Setelah mengikuti pelatihan, Rohani langsung menerapkan pengetahuan yang dia terima. Beliau membuat kamus dinding, nama bulan dan nama hari sebagai media pembelajaran. Selain itu, rutinitas proses pembelajaran pun diubah. Setelah anak didiknya masuk kelas yang dimulai dengan berdoa, absen, dan menyanyikan lagu wajib, mereka diwajibkan untuk membaca selama 5 menit. Mereka kemudian dibagi per kelompok dan ditugaskan untuk menulis nama hari, bulan, atau hal lain yang menarik bagi siswa untuk mereka baca di hadapan teman sekelasnya. Hasil tulisan atau gambar anak didiknya kemudian ditempel di tembok. Kelas Rohani pun menjadi lebih ramai dan menarik bagi siswa.

Berkaitan dengan kemampuan literasi siswa, Rohani beranggapan bahwa siswa-siswinya mengalami kesulitan dalam mengenal huruf, mengeja, bahkan membaca. Dengan keadaan seperti ini, Rohani mengatasinya dengan menempatkan siswa yang pemahamannya kurang dengan siswa yang sudah mahir sebangku.

Alhamdulillah, ada peningkatan kemauan siswa-siswi tersebut untuk belajar. Dengan melihat gambar dan media pembelajaran di dalam kelas, anak-anak langsung menulis dan membaca buku-buku di dalam kelas. Anak-anak merasa betah dan nyaman di dalam kelas,’’ ujar Ibu Rohani menceritakan perubahan yang terjadi pada anak didiknya.

Menariknya lagi, perubahan positif terjadi di lingkungan kelas, seperti yang dituturkan oleh kepala sekolah, Zainal Abidin. S.Pd.

‘’Dengan adanya Gema Literasi, baru awal saja kami sudah merasakan positifnya. Anak-anak diberi peluang untuk menuangkan ide pikirannya. Kemudian guru juga terbantu dengan tulisan siswa yang ditempel di dalam kelas,” ujar Zainal.

Pemerintah Kabupaten Sumbawa berkomitmen dalam melaksanakan gerakan literasi sekolah sebagai wujud pelaksanaan Peraturan Bupati No. 5/2017 yang mengatur tentang petunjuk gerakan literasi sekolah.

“Ini praktik baik yang harus ditindaklanjuti. Apa yang telah dilakukan tim Gema Literasi memberi dampak positif terhadap peningkatan kapasitas belajar anak di sekolah mitra program. Harapan kami pada akhirnya program dapat direplikasi ke seluruh kabupaten Sumbawa,” tutur Junaidi, Kabid SD Dikbud Sumbawa.

Program rintisan Gema Literasi juga diimplementasi di Kabupaten Lombok Utara. Salah satu kegiatan yang dilakukan akhir-akhir ini adalah Festival Lombok Utara Membaca yang salah satu kegiatannya adalah lomba membaca bagi siswa kelas 1-3. Kegiatan ini berlangsung di 25 sekolah dari dua kecamatan: Bayan dan Kayangan. Dalam lomba ini, para siswa diuji kemampuannya dalam hal pengetahuan huruf, kosakata, dan membaca.

sumber : INOVASI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here