Sumbawa, RumahInformasiSamawa.com – INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) adalah program kemitraan pendidikan Pemerintah Indonesia dan Australia yang bertujuan untuk menemukan dan memahami cara-cara untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa – khususnya yang berkaitan dengan kemampuan literasi dan numerasi, baik itu di kelas maupun di sekolah. Bekerja dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, INOVASI menjalin kemitraan dengan 12 kabupaten yang tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan Jawa Timur. Program pendidikan senilai AUD$ 49juta ini, berjalan sejak tahun 2016 hingga tahun 2019 dan dikelola oleh Palladium atas nama Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia.
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), implementasi program INOVASI dilakukan di enam kabupaten yaitu Lombok Utara, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu dan Bima. Pencanangan program INOVASI di Provinsi NTB dilaksanakan pada tanggal 8 Juni 2016 melalui penandatangan Nota Kesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding/MoU) antara Pemerintah Provinsi NTB, yaitu oleh Gubernur NTB, Dr. TGB Zainul Majdi, dengan Kemendikbud, yang diwakili oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Ir. Totok Suprayitno, Ph.D. Komitmen Pemerintah Provinsi NTB tersebut juga diperkokoh melalui penandatanganan MoU pada tanggal 11 Oktober 2016 dengan masing-masing Pemerintah Kabupaten yang menjadi mitra program INOVASI. Berbagai program rintisan (pilot) dilaksanakan di enam kabupaten mitra tersebut yang menyasar kondisi pendidikan sesuai dengan konteks setempat.
Berbagai program rintisan (pilot) INOVASI yang dilaksanakan di enam kabupaten mitra program di Provinsi NTB menyasar kondisi pendidikan sesuai dengan konteks setempat. Enam kabupaten mitra tersebut adalah Lombok Utara, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu dan Bima. Pada periode bulan Januari 2017 hingga Juni 2018, tercatat ada 387 sekolah mitra (SD/MI) INOVASI di enam kabupaten dampingan INOVASI dengan 1.158 peserta program rintisan yang terdiri dari guru dan kepala sekolah dan 272 fasilitator daerah (fasda) program rintisan, 28 fasda di bidang komunikasi dan 31 fasda di bidang MERL (Monitoring, Evaluation, Research dan Learning).