Sumbawa Besar, RumahInformasiSamawa.com – Luasnya lahan kering yang terdapat disepanjang jalan Samota menjadi daya tarik tersndiri bagi petani untuk berhasrat menanam jagung hibrida, karena hasilnya cukup menguntungkan, mudah dijual dan harganyapun lumayan. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan RI nomor 7 Tahun 2020 harga jagung di patok di angka Rp. 3.150 per kg untuk kadar air 15 % sementara untuk jagung berkadar air 20% harga acuan dipatok Rp.3.050 per kg, bayangkan dari lahan petani yang mereka tanam rata-rata 2 hektar dan menghasilkan produksi jagung 8 sampai dengan 10 ton per hektar, jika diuangkan bisa mencapao Rp. 48.800.000 sampai dengan Rp. 50.400.000 atau Rp.61.000.000 sampai dengan 63.000.000, yang mana ini merupakan keuntungan bersih setelah dikurangi biaya sejak pengolahan tanah hingga hasil produksinya masuk ke karung untuk dilakukan penimbangan.

Tahun 2020 produksi jagung di Samota khususnya pada kelompok Tani Liang Sembang mengalami penurunan, dari 30 % sampai dengan 65 %, ditambah lagi harganya anjlok ke Rp.2.700 dan terakhir meningkat ke kisaran Rp.3.200, namun petani yang sudah kadung menjual jagungnya sebelum idul fitri yang lalu, tidak mendapatkan harga jagung yang di jual dengan harga Rp.3.200 tatapi kurang dari itu karena saat itu harganya belum mengalami kenaikan seperti saat bulan juni ini.
Seperti yang dialami oleh anggota kelompok Liang Sembang, pak Ruslan sebagai Ketua Kelompok Tani Liang Sembang mengatakan bahwa dari semua anggota kelompoknya, tidak satupun anggotanya yang tidak mengalami penurunan hasil produksi jagungnya, hal ini disebabkan oleh adanya serangan hama ulat yang tahun ini cukup masif dan kwalahan di atasi, dikarenakan biaya obat melambung tinggi, dan cukup banyak membutuhkan biaya tambahan, yang harus mencari tempat minjam dulu ke sana-sini, padahal sebelumnya anggota kami sudah minjam terlebih dahulu di Bank dengan memanfaatkan KUR, namun karena ingin berhasil mendapatkan hasil yang baik sehingga tanpa ambil pusing mencari tambahan pinjaman ditempat lainnya untuk menambah biaya pembelian obat-obatan tersebut.

Lebih lanjut disampaikan Ruslan, selama sekian tahun saya menanam jagung di kebun depan jalan Samota, tahun ini mengalami penurunan hasil produksi jagung yang cukup signifikan di kelompoknya dan petani jagung lainnya yang lahannya berada di Samota tanjung Menangis, apalagi diikuti juga oleh harga yang anjelok, dan terus terang saya dan teman-teman sedih dan menjerit dengan keadaan ini, namun apa yang hendak di kata semuanya ini adalah kehendakNya, manusia hanya bisa berusaha dan saya hanya bisa bersabar menjalani cobaan ini, sambil tersenyum mengakhiri penuturannya.)manaja)