Kunang-kunang (Api pilo, bhs. Sumbawa), hewan kecil yg memiliki cahaya yg mengagumkan. Dipercaya di banyak tempat sebagai jelmaan makhluk halus atau kuku orang mati. Bisa jadi karena kemunculannya paling sering di area pekuburan.
Sains menerangkan bahwa cahaya yang dihasilkan oleh kunang-kunang, adalah cahaya paling efisien yang pernah dibuat. Hampir 100 persen dari energi dalam reaksi kimia dipancarkan sebagai cahaya, sebagai perbandingan, bola lampu pijar karya Edison hanya memancarkan 10 persen dari energi sebagai cahaya, 90 persen lainnya berubah dan hilang sebagai panas.
Bagaimana Kunang-kunang menghasilkan cahaya di bawah perutnya?Zat kimia Luciferin bereaksi dengan enzim biomulinescent dan oksigen, dan memancarkan cahaya kehijauan yg memukau.
Kunang-kunang, hewan yg romantis, setiap spesies memiliki pola spesifik kedipan cahaya. Sang jantan menggunakan pola ini untuk membiarkan para betina dari spesies yang sama tahu bahwa mereka akan cocok untuk satu sama lain. Ketika seekor betina melihat pelamar yang cocok, dia menjawab dengan kerlipan spesifik tersendiri. Kunang-kunang betina juga mungkin menggunakan informasi kedipan untuk memutuskan jantan mana yang akan dikawini.sinyal cahaya untuk berkomunikasi ini menyerupai sandi morse.Sebagai hasil dari pesan timbal-balik ini, sang jantan dan betina mendekat satu sama lain.
Sejak dilahirkan, tiap kunang-kunang mengetahui bagaimana berkirim pesan dengan cara ini, dan bagaimana memahami pesan yang dikirim oleh yang lain.
Fenomena cahaya ribuan kunang-kunang di kegelapan malam, serasa berjalan diantara bintang-bintang di galaksi, adalah sebuah keajaiban penciptaan. Cara Kunang-kunang menghasilkan cahaya ini adalah tekhnologi sempurna, Pencipta sistem yang luar biasa ini adalah Allah SWT.
Sayangnya, Kunang-kunang sekarang menjadi langka. Tidak semua orang dan daerah bisa melihatnya. Masa kecilku dulu, sering sekali menyaksikan keindahan kunang-kunang di area gelap dan lembab, habitat yg disukai hewan ini. Kelangkaan ini ternyata disebabkan oleh, meningkatnya populasi manusia, polusi cahaya buatan dan global warming.
Pesona Kunang-kunang ini di beberapa negara seperti Mexico dan Malaysia, dijadikan obyek wisata yg sangat diminati touris.
Nah kalau anda masih beruntung dapat menyaksikan kumpulan kunang-kunang, berhati-hatilah, tidak usah dipegang, jangan sampai terinjak, sebab kunang-kunang betina yg tidak bersayap berada di tanah rawan terinjak dan cahaya buatan dari senter atau blitz kamera bisa mengusir hewan ini dari habitatnya. (Wahyuddin Samawa)