44 tahun usiamu, selama itu tugasmu menjaga setiap jengkal laut Nusantara
402 nomor lambungmu
53 awak terbaikmu
21 April saat hilang kontak dan submiss
72 jam persediaan oksigen
21 kapal RI, 6 kapal asing berusaha menyelamatkanmu dengan tekad “no man left behind”
24 April dinyatakan subsunk/tenggelam
25 April ditemukan dalam kondisi terbelah
838 m kedalaman laut posisi terakhirmu
Kami di permukaan menghitung angka dengan harap cemas, detik, menit, jam, dan hari menunggu kemunculan periskopmu
Jauh bawah sana, dalam kabin yang sempit, ternyata kalian juga sedang menghitung harapan,Hari, jam, menit, hingga….detik terakhir
Suara dinding baja berderak patahduh…tak mampu membayangkan, dada ini sesak, air mata ini tumpah Nanggala terbawa arus bianglala
Nyatanya kau takkan pernah muncul di ambang
Engkau telah Pergi dengan senyap dalam kegelapan laut Bali Dalam pelukan samudera pertiwi selamanya Tunai sudah janji bhakti, tugasmu paripurna Ketabahan sampai batas akhir Wira Ananta Rudira
Seluruh bangsa menangis pilu
Lebih pilu lagi yang dirasakan keluarga para awak, Azka, putra Lettu Imam Adi,”…kamu boleh menahan ayahmu pergi bertugas nak, tapi tak bisa menahan takdir”.”Pulang pa, perut ade nyeri, dede bayi nendang terus”, chat istri Sertu Bah Yoto Eki Setiawan yang tengah hamil anak pertama, tetap centang satu, tidak pernah dibaca dan tidak akan pernah dibalas suaminya.
Semoga Tuhan menghapus simbahan air mata para keluarga ini dengan kebanggaan, bahwa para prajurit akan tercatat dengan tinta emas sebagai patriot
Hormat kami semua kepada Komandan Letkol Laut Heri Octavian beserta crew
Kalian tidak tenggelam, Kalian hanya menyelam lebih dalam,
Kalian telah memutuskan untuk menjaga laut pertiwi selamanya
Dive away for the final mission
Dive away on the eternal patrol
Selamat jalan putra terbaik bangsa sebagai syuhada,menuju syurga, pelabuhan terakhirmu (Alas, 25 April 2021)