Sumbawa, RumahInformasiSamawa.com – “Peno pipes kepala Age ke ?
“”Sugi Haja Dayang ke ?
“”Lamin no tu bekerja, no beri kita leng tau
Ucapan-ucapan Ace yg selalu teringat. Hampir setiap kata yang dia ucapkan selalu bernada pertanyaan. Orang Alas, khususnya kampung Tal dan kampung Dalam, sangat kenal dia. Sampai-sampai Ibu-ibu yang ngomeli anaknya yang malas selalu dibanding-bandingkan dengan si Ace, “jam segini masih tidur, liat si Ace itu !“.
Yah, sedari kecil saya tau persis Ace, dia rutin saban hari selalu nyapu dan memungut sampah di rumah-rumah orang – tanpa disuruh – kemudian membuangnya ke ‘Rurung’ (tempat pembuangan sampah dibantaran sungai dulu), satu2nya pekerjaan yg mau dan bisa dia lakukan.
Ace lahir dengan keterbelakangan mental, lahir dari keluarga miskin, tidak bisa menikmati hidup seperti orang lain pada umumnya, seperti sekolah dan bermain. Pekerjaan satu-satunya yang dia tau adalah, yaa cuma bolang roro (membuang sampah).
Pekerjaan ini dia lakukan sepanjang hidupnya, selayaknya Ace diberikan gelar pahlawan lingkungan.Rute bolang roro si Ace paling sering di sepanjang gang samping rumah saya, yang kebetulan berhadapan dengan sungai. Ace tidak nuntut imbalan, kecuali orang2 bermurah hati memberinya uang receh, sepiring nasi atau segelas teh. Ada kebiasaan Ace yg selalu terkenang yaitu tidak pernah memakai baju meski cuaca sedingin apapun, paling pake sarung atau celana pendek pemberian orang yg sudah kumal dan satu lagi, ketakutannya pada botol. Entah dia punya trauma apa sama botol. Saat sedang duduk asyik minum teh, Ace akan lari terbirit2 kalo ada yg menakut2inya dengan botol.
Kini Ace telah pergi selama-lamanya, mungkin disaat usianya sekitar 50 tahun. Rasanya ada yg hilang di hari-hari, selain kang sayur, kang bakso yang selalu mengisi aktifitas gang samping rumah, Ace yang setiap pagi dan sore bolang roro kini sudah tiada lagi.Istirahatlah dengan tenang Ace, semoga tempat terbaik Allah berikan untukmu. (WS)